Perancangan Sistem Informasi Jadwal dan Transaksi Pemesanan Minyak Tanah Berbasis Web dan Android pada Pangkalan Minyak Tanah

Post a Comment

Abstrak

Laporan ini menyajikan hasil perancangan sistem informasi untuk mengatasi inefisiensi operasional dan permasalahan distribusi yang kompleks pada pangkalan minyak tanah. Pendekatan perancangan menggunakan model Waterfall untuk memastikan analisis kebutuhan fungsional dan non-fungsional yang mendalam, serta perancangan arsitektur sistem yang terstruktur. Permasalahan utama yang teridentifikasi adalah lambatnya proses manual yang rentan terhadap kesalahan, seperti pencatatan transaksi dan manajemen stok yang tidak akurat, serta kurangnya transparansi informasi yang berkontribusi pada persepsi kelangkaan di tingkat masyarakat.1

Sistem yang diusulkan terdiri dari platform berbasis web untuk administrasi dan pelaporan pangkalan, serta aplikasi seluler berbasis Android untuk pelanggan, yang memungkinkan pemesanan dan pengecekan jadwal pasokan secara real-time. Untuk mencapai efisiensi pengembangan, direkomendasikan penggunaan framework cross-platform seperti Flutter yang memungkinkan pengembangan dengan satu basis kode (single codebase) untuk kedua platform.4 Dengan mengimplementasikan sistem ini, diharapkan terjadi peningkatan efisiensi operasional, akurasi data, transparansi, dan kepuasan pelanggan. Secara tidak langsung, sistem ini dapat berkontribusi pada penyelesaian masalah distribusi skala besar dengan meningkatkan kontrol dan visibilitas di titik akhir rantai pasok.5


Bab I: Pendahuluan

Latar Belakang dan Konteks Masalah

Minyak tanah, meskipun penggunaannya telah digantikan secara luas oleh gas LPG, tetap memegang peran krusial, terutama di daerah-daerah yang belum terjangkau oleh program konversi atau bagi sektor-sektor industri tertentu. Distribusi minyak tanah di Indonesia seringkali menghadapi tantangan sistemik yang kompleks, bukan hanya terbatas pada masalah operasional di tingkat pangkalan. Hasil analisis menunjukkan bahwa kelangkaan minyak tanah adalah isu nasional yang dipicu oleh beberapa faktor, salah satunya adalah penyelewengan akibat disparitas harga yang signifikan antara minyak tanah bersubsidi dan non-subsidi, yang dapat mencapai Rp 6000 per liter.6 Disparitas harga ini secara historis telah mendorong penyalahgunaan, seperti yang terjadi pada tahun 2005, di mana perbedaan harga Rp 3000 per liter sudah memicu maraknya penyalahgunaan.6 Dengan demikian, penyelewengan ini menjadi penyebab utama kelangkaan yang pada akhirnya memicu kenaikan harga ilegal dan protes dari masyarakat.5

Di samping itu, masalah distribusi yang tidak merata memperparah kondisi kelangkaan di daerah pinggiran. Banyak desa di beberapa kecamatan, seperti di Kabupaten Sikka, tidak memiliki pangkalan minyak tanah, memaksa warga mencari pasokan melalui cara-cara alternatif, bahkan beralih kembali ke kayu bakar.5 Ketidakmerataan ini, menurut anggota dewan, adalah tanggung jawab pemerintah daerah dalam menentukan lokasi pangkalan agar tidak terpusat di wilayah perkotaan.5 Dalam konteks ini, sebuah sistem informasi yang transparan dapat berfungsi sebagai alat kontrol yang efektif, meningkatkan visibilitas rantai pasok dari pangkalan hingga konsumen, dan secara signifikan meminimalkan ruang gerak untuk praktik penyelewengan di tingkat lokal.

Identifikasi Masalah pada Proses Manual

Proses operasional di pangkalan minyak tanah saat ini masih didominasi oleh metode manual, yang menimbulkan sejumlah hambatan signifikan. Berdasarkan observasi, proses pemesanan seringkali dilakukan secara manual melalui komunikasi lisan seperti telepon atau pesan WhatsApp.2 Ketergantungan pada metode ini menimbulkan kesulitan dalam mengelola volume transaksi yang tinggi, terutama saat antrean pelanggan membludak. Hal ini menyebabkan proses transaksi menjadi lambat dan berpotensi menimbulkan kesalahan pencatatan data.2

Selain itu, manajemen jadwal pasokan dan stok juga tidak terstruktur. Informasi mengenai ketersediaan stok atau jadwal pengiriman dari agen tidak tercatat secara real-time, sehingga sulit bagi pangkalan untuk memberikan informasi yang akurat kepada pelanggan. Pangkalan masih menggunakan logbook fisik untuk mencatat penyaluran minyak tanah, termasuk nama konsumen, alamat, dan jumlah yang diterima.7 Kurangnya sistem terpusat ini tidak hanya membatasi efisiensi internal tetapi juga menciptakan kurangnya transparansi, di mana pelanggan kesulitan mendapatkan informasi jadwal dan ketersediaan stok.2 Situasi ini secara langsung berkontribusi pada ketidakpercayaan publik dan persepsi kelangkaan, memperparah masalah yang sudah ada.

Tujuan Perancangan Sistem

Berdasarkan analisis permasalahan di atas, tujuan perancangan sistem informasi ini adalah sebagai berikut:

1.      Mengotomatisasi Proses: Mengubah proses penjadwalan pasokan dan transaksi pemesanan dari manual menjadi terkomputerisasi untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi.

2.      Menyediakan Informasi Real-Time: Memberikan informasi mengenai ketersediaan stok dan jadwal pasokan secara real-time kepada pelanggan dan petugas pangkalan.

3.      Meningkatkan Efisiensi dan Akurasi: Meminimalkan kesalahan pencatatan data dan transaksi melalui sistem yang terintegrasi, yang pada akhirnya meningkatkan akurasi data dan pelayanan pelanggan.

4.      Menyediakan Alat Pelaporan: Membangun alat pelaporan yang dapat digunakan oleh pemilik pangkalan untuk memantau penjualan, stok, dan kinerja operasional guna mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik.


Bab II: Tinjauan Pustaka dan Analisis Proses Bisnis

Konsep Dasar

Perancangan ini didasarkan pada beberapa konsep fundamental. Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah sistem yang bertujuan untuk menghasilkan informasi yang mudah dipahami oleh penerima, memungkinkan pemilik perusahaan untuk mengetahui perkembangan finansial dan membuat keputusan serta strategi bisnis yang kuat.8 Dalam konteks ini, sistem akan mengintegrasikan semua subsistem terkait pemesanan, transaksi, dan inventaris untuk mencapai tujuan bersama.

E-Commerce didefinisikan sebagai transaksi jual beli yang dilakukan secara daring. Dalam konteks pangkalan minyak tanah, ini adalah interaksi antara pangkalan (bisnis) dengan pelanggan (konsumen) dalam model B2C (Business-to-Consumer) yang membutuhkan sistem keamanan data dan pembayaran yang canggih untuk melindungi konsumen.9

Manajemen Logistik dan Inventaris mencakup semua aktivitas yang berkaitan dengan pengadaan, penyimpanan, dan pengiriman barang ke konsumen akhir.10 Tujuan utama dari manajemen ini adalah untuk memastikan ketersediaan barang yang tepat di tempat yang tepat pada waktu yang tepat, sambil menjaga kondisi barang dan efisiensi pergerakan material.11

Studi Kasus Relevan

Studi kasus tentang sistem informasi manajemen distribusi gas LPG bersubsidi pada PT. Andalan Putra Jambi memberikan model acuan yang sangat relevan. Perusahaan tersebut menghadapi masalah serupa, seperti pencatatan transaksi di Microsoft Excel yang menyebabkan informasi lambat dan kesulitan dalam perencanaan distribusi.1 Solusi yang diusulkan adalah membangun sistem berbasis web dan Android dengan database terpusat yang menyimpan semua data transaksi, jadwal, dan pembayaran.1 Sistem tersebut juga dirancang untuk membantu departemen perencanaan dalam mengotomatisasi jadwal distribusi dan mengontrol pembayaran, serta didukung oleh aplikasi seluler bagi pangkalan untuk memvalidasi penerimaan tabung gas menggunakan teknologi QR code.1

Selain itu, studi kasus pengembangan aplikasi pengelolaan penyimpanan dan distribusi barang di PT. Harrasima Inventory Logistic juga menunjukkan bahwa beralih dari sistem manual ke sistem berbasis web dapat mengatasi inefisiensi dan memungkinkan pemangku kepentingan untuk melihat ketersediaan stok secara real-time.12 Penggunaan sistem manajemen pergudangan (WMS) yang baik dapat menjamin barang yang dititipkan aman, siap didistribusikan, dan dapat dikontrol secara

real-time, yang mempermudah penjadwalan.10

Analisis Proses Bisnis Pangkalan Minyak Tanah (Saat Ini)

Proses bisnis di pangkalan minyak tanah saat ini melibatkan serangkaian tahapan yang sebagian besar dilakukan secara manual. Proses ini dimulai dari penerimaan pasokan dari agen, di mana jadwal dan jumlah pasokan dicatat secara manual.1 Setelah pasokan tiba, pangkalan melayani transaksi penjualan kepada pelanggan, yang umumnya datang langsung atau menghubungi via telepon.2 Pencatatan transaksi ini dilakukan dalam buku logbook fisik, yang mencakup nama dan alamat konsumen serta jumlah minyak yang diterima.7

Secara hukum, pangkalan minyak tanah diwajibkan untuk memiliki Izin Pangkalan Minyak Tanah, yang berlaku selama 5 tahun dan wajib didaftar ulang setiap 1 tahun.13 Pemegang izin juga harus mentaati ketentuan keselamatan kerja, perlindungan lingkungan, dan standar teknis.13 Sebuah sistem informasi yang terintegrasi dapat membantu pangkalan dalam memenuhi persyaratan pelaporan dan kepatuhan ini secara lebih efisien. Inefisiensi dalam proses manual ini menciptakan

bottleneck dalam rantai pasokan di tingkat lokal. Ketidakmampuan pangkalan untuk memberikan informasi yang transparan dan akurat kepada publik secara langsung berkontribusi pada ketidakpercayaan dan persepsi kelangkaan. Solusi yang diusulkan akan secara efektif menghilangkan bottleneck ini.

Tabel Analisis Perbandingan Proses

Tabel berikut menyajikan perbandingan antara proses manual yang ada saat ini dengan proses yang akan berjalan setelah implementasi sistem informasi yang diusulkan.

Aspek

Kondisi Manual (Sebelum)

Kondisi Sistem Informasi (Sesudah)

Pencatatan Transaksi

Dilakukan secara manual di buku logbook 7 atau spreadsheet Excel 1, rentan terhadap kesalahan dan duplikasi.2

Terkomputerisasi dan terpusat dalam database 1, meminimalkan kesalahan input data.

Ketersediaan Stok

Informasi tidak real-time, sulit dipantau secara akurat, dan tidak dapat diakses oleh pelanggan.2

Stok diperbarui secara real-time dan dapat dilihat oleh pelanggan melalui aplikasi.10

Pelayanan Pelanggan

Pelanggan harus datang langsung atau menelepon 2, seringkali menimbulkan antrean dan pertanyaan berulang.2

Pemesanan dapat dilakukan secara online 3 dan pelanggan bisa mendapatkan informasi jadwal secara mandiri, mengurangi antrean.

Pelaporan

Pembuatan laporan penjualan harian/bulanan membutuhkan waktu dan usaha manual.1

Laporan dibuat secara otomatis dan instan, menyediakan data yang akurat untuk analisis.1

Efisiensi Waktu

Proses lambat dan membutuhkan banyak sumber daya manusia untuk mendata transaksi dan mengumpulkan informasi.3

Proses input dan pencarian data menjadi lebih cepat, menghemat waktu dan meningkatkan efisiensi.14

Akurasi Data

Kualitas data rendah, seringkali tidak valid, dan tidak dapat digunakan sebagai bahan evaluasi yang andal.1

Data valid dan akurat, dapat diandalkan untuk evaluasi dan strategi bisnis.15


Bab III: Analisis dan Perancangan Sistem

Metodologi Perancangan Sistem

Metodologi yang digunakan dalam perancangan sistem informasi ini adalah Waterfall Model. Pendekatan ini dipilih karena karakteristiknya yang sistematis dan sekuensial, sangat cocok untuk proyek yang memiliki kebutuhan yang jelas dan terdefinisi di awal.1 Tahapan dalam model Waterfall meliputi identifikasi masalah, studi literatur, pengumpulan data, analisis sistem, dan perancangan sistem. Penerapan model ini memastikan bahwa setiap langkah diselesaikan secara menyeluruh sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya, meminimalkan risiko kesalahan di kemudian hari.

Kebutuhan Fungsional Sistem (Functional Requirements)

Kebutuhan fungsional adalah inti dari sistem yang dirancang, mendefinisikan apa yang harus dapat dilakukan oleh sistem untuk memenuhi tujuan bisnis.8 Kebutuhan ini dikelompokkan berdasarkan peran pengguna:

·         Untuk Administrator Pangkalan (Web-based System):

o    Manajemen Stok: Sistem harus mampu mengelola data stok masuk dari agen dan stok keluar (penjualan). Admin dapat mencatat persediaan cadangan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang tiba-tiba.11

o    Manajemen Jadwal: Admin dapat menginput jadwal pasokan minyak tanah yang diterima dari agen dan menyiarkannya ke aplikasi pelanggan.

o    Manajemen Transaksi: Sistem harus memfasilitasi pencatatan transaksi penjualan, baik dari pemesanan online maupun penjualan langsung, dan mengelola riwayat transaksi.14

o    Manajemen Pengguna: Admin dapat mengelola data pelanggan dan petugas pangkalan, termasuk hak akses yang berbeda.8

o    Manajemen Laporan: Sistem harus dapat menghasilkan laporan penjualan harian, mingguan, dan bulanan, serta laporan stok dan keuangan secara otomatis.1

·         Untuk Pelanggan (Android App):

o    Registrasi dan Otentikasi: Pelanggan dapat mendaftar dan masuk ke akun mereka.14

o    Pengecekan Jadwal dan Stok: Pelanggan dapat melihat jadwal pasokan terbaru dan ketersediaan stok secara real-time.2

o    Pemesanan Online: Pelanggan dapat memesan minyak tanah dengan memasukkan jumlah yang diinginkan.7

o    Status Pesanan: Pelanggan dapat melacak status pesanan mereka, mulai dari diproses, selesai, hingga dibatalkan.14

o    Riwayat Transaksi: Pelanggan dapat melihat kembali riwayat pembelian mereka.

Kebutuhan Non-Fungsional Sistem (Non-Functional Requirements)

Kebutuhan non-fungsional adalah properti perilaku sistem yang menentukan kualitas dan keberhasilannya dalam jangka panjang.8

·         Keamanan Data dan Integritas Transaksi: Sistem harus mengimplementasikan enkripsi data untuk melindungi informasi sensitif pelanggan, seperti kata sandi dan informasi pemesanan.17 Autentikasi multi-faktor (MFA) harus diterapkan untuk meningkatkan keamanan akun, dan sistem harus dilindungi oleh firewall.17 Hak akses berbasis peran harus diberlakukan untuk memastikan bahwa setiap pengguna hanya dapat mengakses data yang relevan dengan perannya.8

·         Performa dan Skalabilitas: Sistem harus memiliki performa yang optimal dan mampu menangani volume transaksi yang tinggi tanpa mengalami penurunan kecepatan.

·         Kemudahan Penggunaan (Usability): Antarmuka pengguna harus sederhana, konsisten, dan intuitif agar mudah dipahami dan digunakan oleh semua pengguna, termasuk pelanggan yang mungkin tidak terlalu mahir teknologi.18

·         Ketersediaan (Availability): Sistem harus dapat diakses kapan saja dan di mana saja, karena kegiatan operasional pangkalan bisa berlangsung di berbagai lokasi dan kondisi.8


Bab IV: Pemilihan Teknologi dan Implementasi Teknis

Tinjauan Teknologi Pengembangan Full-Stack

Sistem ini akan dibangun dengan arsitektur full-stack, yang mencakup pengembangan front-end, back-end, dan database. Untuk front-end, akan digunakan teknologi web standar seperti HTML, CSS, dan JavaScript untuk menciptakan antarmuka pengguna yang responsif.20 Di sisi

back-end, bahasa pemrograman seperti PHP atau NodeJS sangat ideal, dengan dukungan framework seperti Laravel atau Next.js untuk mempercepat proses pengembangan.20 Sebagai database, MySQL direkomendasikan karena kemudahannya, stabilitas, dan kompatibilitasnya untuk menyimpan data transaksi, stok, dan pengguna.3

Analisis Komparatif Framework Cross-Platform

Karena perancangan ini mencakup sistem web dan aplikasi Android, pengembangan dua aplikasi secara terpisah (secara native) akan memakan biaya dan waktu yang signifikan. Solusi yang paling optimal adalah menggunakan framework cross-platform yang memungkinkan pengembangan dari satu basis kode tunggal (single codebase) untuk berbagai sistem operasi.4 Analisis mendalam terhadap beberapa

framework populer menunjukkan perbandingan sebagai berikut:

Aspek

Flutter

React Native

Ionic

Bahasa Pemrograman

Dart

JavaScript

HTML, CSS, JavaScript

Performa

Sangat baik, mendekati performa native.4

Sangat baik, mendekati performa native.4

Kurang optimal untuk aplikasi berat.4

Waktu Pengembangan

Cepat dengan fitur Hot Reloading.4

Cepat dengan fitur Hot Module Replacement.4

Cepat, solusi web-first.4

Biaya

Relatif rendah karena efisiensi pengembangan.4

Rendah, sebagai open-source.4

Rendah, sebagai open-source.4

Ukuran Aplikasi

Ukuran file aplikasi cenderung lebih besar.

Ukuran lebih kecil karena menggunakan komponen native.

Ukuran lebih kecil.

Komunitas

Komunitas kuat dan didukung Google.4

Komunitas sangat besar dan didukung Facebook.4

Komunitas besar, fleksibel.

Rekomendasi Teknologi untuk Sistem yang Diusulkan

Berdasarkan analisis komparatif, Flutter direkomendasikan sebagai framework utama untuk pengembangan aplikasi pelanggan. Alasan utama pemilihan ini adalah kemampuannya untuk menghasilkan performa yang mendekati aplikasi native dan efisiensi pengembangan yang tinggi melalui Hot Reloading.4 Selain itu, Flutter didukung oleh Google, yang menjamin keberlanjutan dan perkembangan di masa depan. Kombinasi Flutter untuk aplikasi pelanggan dengan

back-end berbasis PHP/NodeJS dan database MySQL akan menciptakan sistem yang tangguh, efisien, dan skalabel.

Aspek Keamanan Data dalam Pengembangan

Keamanan data adalah fondasi utama untuk membangun kepercayaan pelanggan, yang merupakan aspek krusial dalam transaksi online.9 Strategi untuk menjamin keamanan sistem mencakup beberapa lapisan:

·         Enkripsi Data: Data sensitif, seperti kata sandi dan informasi pemesanan, harus dienkripsi untuk melindungi kerahasiaan dan integritasnya.17

·         Manajemen Hak Akses: Penerapan hak akses berbasis peran akan memastikan bahwa hanya pengguna yang berwenang yang dapat mengakses data tertentu.8

·         Firewall dan Pembaruan Berkala: Server dan jaringan harus dilindungi oleh firewall untuk mencegah akses tidak sah.17 Selain itu, pembaruan keamanan harus dilakukan secara rutin untuk menjaga sistem tetap aman.


Bab V: Desain Antarmuka Pengguna (UI) dan Pengalaman Pengguna (UX)

Prinsip-Prinsip Desain UI/UX yang Relevan

Desain antarmuka pengguna (UI) dan pengalaman pengguna (UX) memegang peranan vital dalam keberhasilan sistem, karena harus secara langsung mengatasi masalah yang dihadapi oleh pelanggan dan petugas pangkalan dalam proses manual. Desain yang baik akan memfasilitasi alur kerja yang efisien dan menciptakan pengalaman yang menyenangkan.18 Prinsip-prinsip kunci yang diterapkan dalam perancangan ini meliputi:

·         Berpusat pada Pengguna (User-Centered): Desain harus berfokus pada kebutuhan dan cara berpikir pengguna, baik pelanggan maupun petugas pangkalan.18

·         Kesederhanaan dan Kecepatan: Antarmuka harus minimalis dan lugas, dengan langkah-langkah yang seminimal mungkin untuk menyelesaikan tugas-tugas umum seperti pemesanan.19

·         Konsistensi: Semua elemen desain, seperti tombol, ikon, dan terminologi, harus konsisten di seluruh aplikasi untuk menciptakan pengalaman yang mudah dipelajari dan tidak membingungkan.18

·         Visibilitas dan Umpan Balik: Informasi penting, seperti ketersediaan stok dan jadwal pasokan, harus ditampilkan dengan jelas. Sistem harus memberikan umpan balik yang informatif kepada pengguna setelah setiap tindakan, misalnya, pesan konfirmasi setelah pesanan berhasil.19

Perancangan Alur Pengguna (User Flow)

Alur pengguna dirancang untuk menyederhanakan interaksi utama bagi setiap peran:

·         Alur Pemesanan Pelanggan: Dimulai dari halaman utama yang menampilkan jadwal dan stok, pelanggan memilih produk dan jumlah, masuk ke halaman keranjang, melakukan checkout, dan melihat status pesanan.14

·         Alur Manajemen Admin: Admin dapat masuk ke dashboard, melihat laporan ringkasan, mengelola stok masuk, memperbarui jadwal, dan memantau riwayat transaksi yang masuk.

Usulan Rancangan Tampilan (Wireframe/Mockup)

Berikut adalah usulan rancangan tampilan yang mengimplementasikan prinsip-prinsip desain yang telah dibahas:

·         Halaman Utama Pelanggan: Halaman ini akan menjadi dashboard utama yang menampilkan jadwal pasokan dari agen dan jumlah stok yang tersedia secara visual. Hal ini akan mengatasi masalah kurangnya informasi yang transparan.2

·         Halaman Pemesanan: Form pemesanan yang sederhana dengan validasi input untuk menghindari kesalahan.3 Pengguna dapat memilih jumlah minyak tanah yang diinginkan.

·         Halaman Riwayat Pesanan: Halaman ini menampilkan daftar pesanan sebelumnya dengan detail seperti status, waktu pemesanan, dan total transaksi.14

·         Dashboard Admin (Web): Dashboard ini akan menyajikan data penjualan, stok, dan ringkasan pesanan dalam format yang mudah dibaca dengan visualisasi data, membantu admin dalam analisis dan pengambilan keputusan.22


Bab VI: Kesimpulan dan Rekomendasi

Kesimpulan Perancangan Sistem

Perancangan sistem informasi jadwal dan transaksi pemesanan minyak tanah ini adalah solusi komprehensif untuk mengatasi inefisiensi yang melekat pada proses manual di pangkalan. Studi ini menunjukkan bahwa proses manual saat ini, yang ditandai dengan pencatatan yang rentan kesalahan dan kurangnya informasi real-time, tidak hanya menghambat operasional pangkalan tetapi juga memperburuk masalah distribusi yang lebih besar. Sistem yang diusulkan, yang dibangun di atas model Waterfall, secara fundamental mengubah alur kerja dengan mengotomatisasi transaksi dan manajemen stok. Desainnya yang berpusat pada pengguna dan didukung oleh teknologi modern seperti Flutter, menjamin kemudahan penggunaan dan performa yang optimal.

Manfaat dan Dampak Sistem

Implementasi sistem ini akan memberikan manfaat dan dampak signifikan, baik secara operasional maupun strategis. Secara operasional, pangkalan akan merasakan peningkatan efisiensi yang substansial, dengan proses input data dan pelaporan yang lebih cepat dan akurat.3 Ini akan mengurangi kesalahan data dan meminimalkan biaya yang timbul dari prosedur manual yang berbelit-belit. Dari sisi strategis, sistem ini akan meningkatkan kualitas pelayanan dan membangun citra pangkalan sebagai entitas yang modern dan terpercaya. Secara sosial, dengan menyediakan informasi yang transparan mengenai jadwal dan stok, sistem ini secara tidak langsung dapat membantu mengurangi ketidakpastian dan ketidakpercayaan publik, serta meminimalkan potensi penyelewengan di tingkat pangkalan yang berkontribusi pada masalah kelangkaan di skala nasional.5

Rekomendasi untuk Penelitian dan Pengembangan Lebih Lanjut

Sistem yang dirancang ini dapat menjadi fondasi yang kuat untuk pengembangan lebih lanjut. Beberapa rekomendasi untuk penelitian dan pengembangan masa depan meliputi:

1.      Integrasi Rantai Pasok: Mengintegrasikan sistem pangkalan dengan sistem agen atau Pertamina untuk pasokan otomatis, yang memungkinkan pangkalan untuk melacak pengiriman dari sumber secara real-time dan mengelola inventaris secara lebih proaktif.1

2.      Fitur Pembayaran Digital: Menambahkan opsi pembayaran digital untuk mempermudah transaksi dan mengurangi ketergantungan pada uang tunai.

3.      Ekspansi Produk: Mengembangkan sistem untuk mengelola produk lain yang juga didistribusikan di pangkalan, seperti gas LPG atau pelumas bekas, sesuai dengan jenis perizinan yang ada.13

4.      Analisis Keuangan: Melakukan studi kelayakan ekonomi untuk memvalidasi keuntungan finansial dari investasi pada sistem ini, termasuk analisis biaya produksi dan profitabilitas.24

 

Related Posts

Post a Comment

PERCAYALAH KAMU BISA, KARENA DENGAN KEPERCAYAAN USAHA UNTUK BELAJAR SEMAKIN TERDORONG
Subscribe Our Newsletter