Abstrak
Laporan ini menyajikan perancangan sistem
kontrol otomatis untuk alat pengisian bahan bakar minyak tanah skala kecil.
Sistem ini dirancang untuk mengatasi permasalahan takaran yang tidak akurat,
kurangnya transparansi, dan risiko keselamatan yang melekat pada metode pengisian
manual. Solusi yang diusulkan memanfaatkan kombinasi flow sensor
dan mikrokontroler untuk mengukur dan mengontrol volume
fluida secara presisi.
Analisis mendalam dilakukan untuk memilih
komponen kunci, yaitu flow sensor
dan
mikrokontroler. Dipilihnya flow sensor
turbin atau oval gear merupakan keputusan yang
mengoptimalkan keseimbangan antara akurasi yang memadai (+/- 1%
) dan biaya yang terjangkau. Sebagai otak sistem,
mikrokontroler ESP32 dipilih karena kapabilitasnya yang unggul dalam integrasi
nirkabel (Wi-Fi dan Bluetooth), memungkinkan pengembangan fitur Internet of Things (IoT)
di masa depan. Perancangan arsitektur sistem juga
diuraikan, termasuk skema perangkat keras dan algoritma kontrol berbasis
perangkat lunak.
Analisis
kelayakan ekonomi menunjukkan bahwa proyek ini dapat diimplementasikan dengan
biaya yang jauh lebih rendah daripada dispenser bahan bakar komersial. Dengan
demikian, sistem ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan akurasi, tetapi
juga menawarkan solusi yang aplikatif dan terjangkau bagi para pedagang eceran,
berpotensi mendisrupsi model distribusi manual yang tidak efisien dan rentan
terhadap penipuan.
Pendahuluan
Latar
Belakang Masalah
Distribusi minyak tanah secara eceran di
Indonesia masih sering dilakukan secara manual, menggunakan jerigen atau botol
takaran, yang memunculkan serangkaian tantangan signifikan. Salah satu isu
utama adalah ketidakakuratan takaran yang seringkali memicu sengketa antara
penjual dan konsumen.
Permasalahan yang lebih mendalam dari
metode pengisian manual adalah risiko keselamatan dan dampak lingkungan.
Pengisian dari jerigen rentan terhadap tumpahan, yang dapat merusak ekosistem tanah dan cadangan
air bawah tanah
karena kandungan
hidrokarbonnya yang berbahaya.
Rangkaian
sebab-akibat dari analisis ini menunjukkan bahwa masalah yang ada bukanlah
sekadar tantangan teknis, tetapi merupakan rantai sebab-akibat yang kompleks
dengan implikasi sosial-ekonomi yang luas. Metode manual memicu inefisiensi dan
kurangnya pengawasan, yang pada gilirannya mengakibatkan konflik,
ketidakstabilan harga, dan dampak lingkungan yang merugikan. Oleh karena itu,
perancangan sistem kontrol yang terotomatisasi, akurat, dan aman tidak hanya
akan meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga berpotensi menstabilkan
harga, menjamin transparansi, dan memitigasi risiko keselamatan bagi seluruh
pihak yang terlibat.
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan
permasalahan yang telah diidentifikasi, penelitian ini bertujuan untuk
merancang sebuah sistem kontrol otomatis untuk alat pengisian bahan bakar
minyak tanah. Tujuan utamanya adalah menciptakan sebuah prototipe yang akurat,
aman, efisien, dan memiliki biaya implementasi yang terjangkau. Sistem yang
dirancang harus mampu:
1.
Mengukur volume
minyak tanah yang dikeluarkan dengan tingkat akurasi yang dapat
dipertanggungjawabkan, mendekati standar akurasi yang ditetapkan untuk bahan
bakar di titik penyerahan, yaitu plus atau minus 0.5%.
2.
Mengontrol proses
pengisian secara otomatis, mengurangi ketergantungan pada intervensi manual
yang rentan kesalahan.
3.
Menampilkan
informasi pengisian, seperti volume dan harga, secara real-time kepada
konsumen, sehingga meningkatkan transparansi dan kepercayaan.
Tinjauan
Pustaka
Arsitektur
Dispenser Bahan Bakar Konvensional vs. Berbasis Mikrokontroler
Sistem dispenser bahan bakar komersial,
seperti yang digunakan di SPBU, memiliki arsitektur yang telah teruji dan
efisien. Prinsip kerjanya melibatkan motor
atau pompa
yang digerakkan untuk menyedot bahan bakar dari tangki
penyimpanan bawah tanah.
flow meter
, yang
berfungsi sebagai alat pengukur utama.
Flow meter
ini
menghasilkan sinyal listrik berupa pulsa, yang kemudian diolah oleh kepala elektronik
(microcomputer
).
real-time pada layar.
SPBU Mikro 3 kl
yang
disiapkan untuk melayani area yang belum terjangkau.
Sejumlah proyek akademik dan prototipe
telah mencoba mengadaptasi prinsip ini menggunakan mikrokontroler. Sebuah
penelitian mengenai dispenser air otomatis untuk penyandang tunanetra
menunjukkan penggunaan arsitektur sistem terdistribusi dengan dua
mikrokontroler: Atmega32
dan ESP8266
.
deterministic behavior dipisahkan dari tugas-tugas sekunder seperti komunikasi
nirkabel.
Tantangan utama dalam merancang sistem
prototipe berbasis mikrokontroler terletak pada pencapaian akurasi yang
memadai. Laporan sebuah prototipe dispenser bahan bakar berbasis Arduino
menunjukkan error margin
pengukuran hingga 8%.
Analisis
dan Pemilihan Komponen Utama
Pemilihan
Sensor Aliran
Pemilihan flow sensor
merupakan
aspek paling penting untuk menjamin akurasi sistem. Berbagai jenis sensor
dievaluasi berdasarkan prinsip kerja, kecocokan untuk minyak tanah, dan
kelayakan ekonominya.
·
Flow
Meter Coriolis: Sensor ini bekerja berdasarkan
efek Coriolis
, di mana
gaya tegak lurus (perpendicular force
)
dihasilkan saat massa bergerak dalam sistem yang berputar.
aliran massa
secara
langsung, independen dari sifat fluida
seperti viskositas, kepadatan, atau suhu.
·
Flow
Meter Ultrasonik: Mengukur laju aliran
menggunakan gelombang ultrasonik.
non-kontak
atau clamp-on
, yang memudahkan instalasi tanpa perlu memotong pipa.
minyak dan gas
bersih
seperti air
·
Flow
Meter Turbin atau Oval Gear: Sensor ini menggunakan rotor yang dipasang di dalam
pipa, yang akan berputar saat dilewati fluida.
viskositas rendah
,
termasuk bahan bakar dan oli.
harganya yang terjangkau
dan kemampuan mengukur dengan akurasi yang memadai
, dengan beberapa model menjanjikan akurasi sekitar +/- 1%
.
Berikut
adalah perbandingan terstruktur yang mendasari keputusan pemilihan komponen:
Fitur/Kriteria |
Flow
Meter Turbin/Oval Gear |
Flow
Meter Coriolis |
Flow
Meter Ultrasonik |
Prinsip Kerja |
Rotor berputar, menghasilkan pulsa |
Gaya Coriolis, mengukur aliran massa |
Mengukur kecepatan gelombang suara |
Kecocokan untuk Minyak Tanah |
Baik, cocok untuk fluida viskositas rendah |
Sangat baik, independen dari sifat fluida |
Baik untuk fluida bersih |
Akurasi |
+/- 1% |
Sangat tinggi, |
|
Kebutuhan Kalibrasi |
Memerlukan kalibrasi awal |
Tidak memerlukan kalibrasi periodik |
Tidak
dijelaskan dalam sumber |
Estimasi Biaya (USD) |
Murah, mulai dari $5 - $87 |
Sangat mahal, tidak relevan untuk skala kecil |
Mahal, mulai dari $800 - $1.000an |
Dari perbandingan di atas, flow sensor
turbin atau oval gear dipilih
sebagai komponen yang paling optimal. Meskipun tidak seakurat flow meter Coriolis
, akurasinya yang sekitar +/- 1%
keterbatasan biaya
dan performa
yang memadai.
Pemilihan
Mikrokontroler
Mikrokontroler
berfungsi sebagai "otak" sistem yang memproses data dari sensor dan
mengontrol aktuator. Berbagai platform mikrokontroler memiliki keunggulan dan
kelemahan masing-masing.
·
Arduino: Dikenal karena kemudahan penggunaan dan ekosistem open-source
yang luas, membuatnya ideal untuk prototipe cepat.
IoT
.
·
ESP32: Unggul dalam aplikasi IoT
berkat Wi-Fi
dan Bluetooth
yang
terintegrasi di setiap cipnya.
dual-core
-nya memberikan
performa yang baik untuk multitasking
.
open-source yang luas juga mempercepat proses pengembangan.
·
STM32: Keluarga mikrokontroler ini dikenal karena stabilitas, presisi, dan
performa real-time
yang superior.
deterministic interrupt handling
dan dukungan untuk protokol komunikasi industri
membuatnya sangat andal untuk lingkungan mission-critical
.
Berikut
adalah perbandingan fitur-fitur teknis mikrokontroler untuk aplikasi dispenser:
Fitur |
Arduino
(Umum) |
ESP32 |
STM32 |
Konektivitas Nirkabel |
Memerlukan
modul eksternal |
Wi-Fi & Bluetooth internal |
Memerlukan modul eksternal |
Performa Real-Time |
Terbatas |
Baik, dual-core |
Sangat baik, deterministik |
Fleksibilitas GPIO |
Relatif
terbatas |
Kompak, |
Sangat fleksibel, |
Harga |
Terjangkau |
Sangat |
Beragam,
dari terjangkau hingga mahal |
Aplikasi Terbaik |
Prototipe
cepat, proyek sederhana |
Proyek IoT, |
Kontrol industri, sistem |
Dari perbandingan ini, ditemukan adanya
strategi perancangan yang lebih canggih, yaitu pendekatan hibrida
yang menggabungkan keunggulan kedua platform. Meskipun
ESP32 menawarkan integrasi IoT
yang luar biasa,
STM32 memiliki reputasi yang lebih kuat dalam hal presisi dan kontrol
deterministik yang dibutuhkan untuk akurasi pengukuran.
flow sensor
dan
mengaktifkan solenoid valve
secara
tepat. Sementara itu, ESP32 dapat digunakan untuk tugas-tugas non-kritis
, seperti mengirim data inventaris ke cloud atau memproses antarmuka
pengguna yang kompleks. Pendekatan ini menciptakan sistem yang tidak hanya
akurat dan andal, tetapi juga terhubung dan pintar
.
Untuk prototipe awal, ESP32 adalah pilihan
yang paling logis. Kemampuannya yang all-in-one
dengan Wi-Fi
dan Bluetooth
internal
memungkinkan pengembang untuk membangun sistem yang terhubung tanpa perlu
mengintegrasikan komponen tambahan, yang secara signifikan mengurangi
kompleksitas dan biaya implementasi.
Komponen
Pendukung Lainnya
Selain flow sensor
dan
mikrokontroler, beberapa komponen pendukung juga sangat krusial:
·
Katup
Solenoid: Katup ini berfungsi sebagai
pengganti keran konvensional
untuk
mengontrol aliran fluida secara elektrik.
Viton
secara eksplisit
direkomendasikan karena ketahanannya yang luar biasa terhadap bensin, oli, diesel, dan minyak
tanah
.
·
Pompa
DC: Pompa DC 12V
atau 24V
yang dirancang untuk bahan bakar, dengan laju aliran
berkisar antara 40-60 L/menit, berfungsi sebagai pengganti dinamo
pompa komersial.
·
Display: Layar LCD 16x2
adalah pilihan
yang cost-effective
dan
memadai untuk menampilkan informasi dasar seperti volume dan harga.
6 pin digital
dari
mikrokontroler
Desain
Sistem dan Arsitektur
Desain
Perangkat Keras
Sistem
kontrol yang diusulkan mengadopsi arsitektur modular yang memisahkan
fungsi-fungsi utama. Diagram blok arsitektur sistem adalah sebagai berikut:
·
Input: Terdiri dari Flow Sensor
sebagai
input utama untuk mengukur volume fluida yang keluar, dan tombol Start/Stop
atau keypad untuk
mengaktifkan dan menghentikan proses pengisian.
·
Pemrosesan: Mikrokontroler (ESP32) berfungsi sebagai unit pemrosesan
sentral. Mikrokontroler menerima sinyal pulsa dari flow sensor
dan input dari tombol, kemudian memprosesnya untuk
mengontrol aktuator dan memperbarui data di layar.
·
Output: Komponen output meliputi Pompa DC
dan Solenoid Valve
yang berfungsi sebagai aktuator untuk mengalirkan dan
menghentikan aliran bahan bakar. Display LCD 16x2
bertindak sebagai antarmuka pengguna untuk menampilkan informasi pengisian.
Koneksi teknis antar komponen perlu
diperhatikan secara cermat. Sinyal pulsa dari flow sensor
harus
dihubungkan ke pin interrupt
pada
mikrokontroler untuk memastikan setiap pulsa terdeteksi secara akurat tanpa
bergantung pada kecepatan siklus program.
relay module
digunakan
sebagai sakelar elektronik untuk mengisolasi mikrokontroler dari tegangan
tinggi yang diperlukan oleh pompa dan katup.
flyback secara paralel dengan koil katup solenoid dan motor
untuk melindungi mikrokontroler dari tegangan balik induktif yang dapat merusak
sirkuit.
Desain
Perangkat Lunak dan Algoritma Kontrol
Algoritma kontrol sistem akan
diimplementasikan dalam sebuah program yang berjalan di mikrokontroler. Diagram
alir program mencakup beberapa tahapan utama untuk memastikan proses pengisian
berjalan dengan efisien dan akurat
1.
Tahap
Inisialisasi: Program dimulai (Start
). Seluruh pin mikrokontroler dikonfigurasi, variabel volume
dan harga
diinisialisasi ke
nilai nol, dan layar LCD menampilkan pesan selamat datang. Program juga
menginisialisasi interrupt
untuk pin flow sensor
.
2.
Tahap
Pengisian:
o Sistem menunggu input dari pengguna (tombol Start
ditekan).
o Ketika tombol Start
ditekan,
mikrokontroler mengaktifkan relay
yang terhubung ke pompa DC
dan solenoid valve
, memulai
aliran bahan bakar.
o Mikrokontroler mulai menghitung pulsa yang dihasilkan
oleh flow sensor
.
o Setiap pulsa dikonversi menjadi unit volume (misalnya, mL
atau liter) menggunakan faktor kalibrasi yang telah ditentukan.
real-time di layar LCD.
3.
Tahap
Pengakhiran:
o Pengisian dapat dihentikan secara manual (dengan menekan
tombol Stop
) atau secara
otomatis ketika volume yang telah ditentukan tercapai.
o Mikrokontroler mematikan relay
ke pompa dan katup
solenoid, menghentikan aliran.
o Nilai volume dan total biaya terakhir ditampilkan di
layar, dan sistem kembali ke mode siaga, siap untuk siklus pengisian
berikutnya.
Implementasi
dan Analisis Kelayakan
Daftar
Komponen (Bill of Materials) dan Estimasi Biaya
Analisis
ini menyajikan estimasi biaya untuk membangun prototipe sistem. Biaya yang
disajikan dapat bervariasi tergantung pada merek, kualitas, dan lokasi
pembelian.
Komponen |
Jumlah |
Sumber
Data |
Estimasi
Harga Satuan |
Total
Harga |
|
1 |
24 |
Rp
180.000 |
Rp
180.000 |
Mikrokontroler
ESP32 |
1 |
- |
Rp
80.000 |
Rp
80.000 |
Pompa
DC 12V 40L/menit |
1 |
38 |
Rp
400.000 |
Rp
400.000 |
|
1 |
34 |
Rp
450.000 |
Rp
450.000 |
|
1 |
39 |
Rp
35.000 |
Rp
35.000 |
Relay
Module 2 Saluran |
1 |
- |
Rp
25.000 |
Rp
25.000 |
Catu
Daya DC 12V |
1 |
35 |
Rp
70.000 |
Rp
70.000 |
Kabel,
casing, dan aksesori |
- |
- |
Rp
200.000 |
Rp
200.000 |
Total Estimasi Biaya |
Rp 1.440.000 |
Catatan: Estimasi harga dapat
berfluktuasi dan merupakan nilai rata-rata berdasarkan sumber-sumber yang
tersedia.
Analisis
Kelayakan Ekonomi
Dengan estimasi total biaya sekitar Rp
1.440.000, prototipe sistem ini menunjukkan kelayakan ekonomi yang sangat
tinggi. Perkiraan biaya ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan harga
dispenser bahan bakar komersial atau bahkan SPBU mini yang harganya bisa
mencapai $10.000 hingga $20.000 per pompa.
Sistem yang diusulkan memungkinkan
pedagang eceran kecil untuk meningkatkan efisiensi
dan akuntabilitas
mereka dengan investasi awal yang minimal. Pemasangan
dispenser otomatis tidak hanya akan meningkatkan kepercayaan konsumen melalui
takaran yang akurat dan transparan, tetapi juga dapat meningkatkan citra bisnis
secara keseluruhan. Dengan demikian, perancangan ini
tidak hanya sekadar solusi teknis, melainkan sebuah instrumen untuk
meningkatkan kepercayaan konsumen
dan
efisiensi
di tingkat
akar rumput.
Kesimpulan
dan Rekomendasi
Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan perancangan yang
telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem kontrol otomatis
untuk alat pengisian minyak tanah berbasis flow sensor
dan
mikrokontroler adalah sebuah proyek yang sangat layak, baik dari sisi teknis
maupun ekonomis. Pemilihan flow sensor
turbin/oval
gear dan mikrokontroler ESP32 merupakan kombinasi yang optimal untuk
menyeimbangkan performa
yang memadai
dengan biaya
implementasi yang
terjangkau. Sistem ini menawarkan solusi konkret untuk mengatasi permasalahan
takaran yang tidak akurat, kurangnya transparansi, dan risiko keselamatan yang
selama ini menjadi isu dalam penjualan minyak tanah secara eceran.
Saran
dan Pengembangan Lanjutan
Untuk
meningkatkan fungsionalitas dan menciptakan sistem yang lebih canggih, beberapa
pengembangan lanjutan dapat dipertimbangkan:
·
Integrasi
IoT
Tingkat Lanjut:
Memanfaatkan fitur Wi-Fi dari ESP32, sistem dapat dihubungkan ke platform IoT cloud
untuk pemantauan inventaris jarak jauh
. Data volume penjualan dan stok dapat dikirim secara real-time ke dasbor web,
memungkinkan pedagang atau distributor untuk mengelola inventaris secara lebih
efisien dan akuntabel
.
·
Analisis
Data: Data penjualan yang dikumpulkan
secara digital dapat digunakan untuk mengidentifikasi pola konsumsi
, memprediksi kebutuhan stok, dan menganalisis efisiensi
operasional.
·
Integrasi
Sistem Pembayaran Digital:
Mengintegrasikan sistem pembayaran digital, seperti QR code
yang mirip dengan program Subsidi Tepat MyPertamina
·
Peningkatan
Akurasi dan Keamanan: Mengembangkan
algoritma kalibrasi otomatis dan menambahkan sensor tambahan (misalnya, sensor
level cairan) dapat lebih meningkatkan akurasi dan keandalan sistem. Desain hybrid
dengan dua mikrokontroler juga dapat diimplementasikan
untuk memisahkan fungsi kontrol inti dari fitur-fitur IoT
, sehingga menciptakan sistem yang lebih tangguh dan
stabil untuk aplikasi di lingkungan industri.
Post a Comment
Post a Comment